Biografi
Dari belakang bisa melihat seluas mata memandang hamparan sawah terbentang.. Tenang & damai melihatnya. Setiap pagi mendengar burung" liar berkicau.
Saya 3 bersaudara , kakak pertama perempuan , kakak kedua laki-laki. Orang tua bekerja sebagai petani , petani dengan sawah yang terbatas. Sebenar nya tidak pas kalau di sebut petani karena selain sawah yang hanya sepetak (seperempat hektar ) orang tua banyak mencari nafkah sebagai buruh dan pedagang bakso.
Masa kecil yang penuh keceriaan saya nikmati sampai usia 9 tahun. Masa kecil tanpa gadget , biasa bermain bersama , bermain dengan lumpyr , tanah , kelereng , benthik , gubak sodor dll , semua tetap indah dan sangat membekas.
Hingga masa itu tiba... Kelas 4 SD bapak sakit dan di rawat di rumah sakit , 4 ekor sapi habis di jual untuk membiayai bapak berobat, sakit bapak berujung panjang entah karena diagnosa atau apa yang jelas sesaat sebelum di operasi dokter menyatakan kalau sakit bapak tidak perlu di operasi , cukup dengan obat yang di tembakkan. Padahal bapak sudah di bius total.
Paska pulang dari Rumah Sakit di solo bapak lumpuh , tidak bisa duduk apalagi berdiri dan berjalan. Butuh terapi selama kurang lebih 5 tahun untuk bapak bisa sehat seperti sediakala. Selama bapak sakit akhirnya keadaan memaksa saya tumbuh lebih dewasa sebelum waktu nya.
Masa-masa bisa bermain sudah tidak ada lagi.. Hari-hari dari pulang sekolah membantu ibu menggarap sawah , mengurus sapi sebagai sampingan ternak. Dari SD kelas 4 sampai lulus SMP saya lalui dengan penuh liku.
Waktu mengajarkan saya untuk lebih banyak bersyukur.
Karena sakit yang begitu lama akhirnta ada kebiasaan bapak yang di paksa berubah 180° , sebelum sakit bapak seorang perokok ulung , bisa di kata lebih baik tidak sarapan dari pada tidak udud. Saat sakit dokter memintabapak untuk berhenti merokol dan minum air putih saja.
Tidak hanya itu , hidayah juga datang. Selama sakit selain rutin betobat ke dokter bapak juga melakukan terapi di pijat telapak kaki nya. Tukang pijat kaki tersebut kebetulan salah satu tokoh agama di kampung , setiap pijat selalu memberi ceramah dan mengajak bapak untuk mulai sholat.
Semua perjalanan hidup selalu ada hikmah nya..
No comments:
Post a Comment