Pengalaman SD 90 an
Saya sekolah SD di desa tempat saya lahir , SD negeri tapi yang masih bayar SPP. Sekolah SD tahun 1988 - 1994 , sekolah SD tahun 90an adalah sekolah yang paling bahagia , di mana semua masih alami belum terkontaminasi dengan teknologi , gadget maupun tetelevisi. Berangkat sekolah selalu bareng bareng dan jalan kaki. Tidak bawa bekal uang jajan , air minum ataupun makanan.
Rata rata sekolah dari jam 7 pagi sampai 12 siang. Hal hal yang sekarang di anggap unik untuk anak anak SD 90 an adalah tak jarang sering pulang cepat dengan alasan guru ada rapat atau hajatan.
Waktu SD kelas 2 sekolah mai ambruk , dinding sekolah retak-retak dan posisi miring , hingga akhir nya sekolah mondok di rumah-rumah warga. 2 tahun mondok di rumah warga sambil menunggu sekolah di bangun.
Guru guru untuk sekolah SD itu multi mata pelajaran , 1 kelas guru nya 1, mengajar semua mata pelajaran. Ada guru yang di anggap "killker" ada juga guru-guru idaman.
Papan tulis pakai black board dan menulis dengan kapur tulis. Penghapus yang melayang , kapur tulis terbang dijewer , di cubit , di pukul dengan penggaris adalah hukuman / teknik mengajar yang indah pada waktu itu. Tidak ada yang dendam , melaporkan guru ke polisi atau main hakim sendiri. Murid murid yang menerima hukuman semua memahami karena mereka punya kesalahan dan sadar tujuan guru melakukan hal itu adalah untuk mengajar dan membentuk karakter.
Peemainan anak anak SD tahun 90an juga unik unik , rata rata di lakukan bersama sama.
Main kelereng , gambar , bola , gubak sodor , pembela ,bay , benthik , karet dan masih banyak lagi permainan permainan anak anak tahun 90 an.
Di balik kekurangan ku Allah memberikan kemudahan bagiku untuk merpikir , belajar dan berlogika. Dari kelas 1 sampai kelas 6 saya selalu ranking 3 besar , rata rata ranking 1.
Ada tradisi unik setiap pembagian raport , anak anak yang dapat ranking 3 besar di umumkan dan di suruh maju kedepan , di hadapan seluruh anak anak dari kelas 1 - 6.
6 tahun sekolah di SD saya batu sekali di belikan Tas , yakni saat saya naik kelas 2.
Kebiasaan berangkat sekolah dengan nenteng buku atai pakai plastik kresek untul bawa buku saat hujan.
Tahun 90 belum ada listrik di desaku , belajar di terangi dengan lampu thinthir,
No comments:
Post a Comment